Tuesday, March 5, 2013

apakah ini disebut munafik??

Sang Wanita: "Aku sudah sering dipeluk cowo lain"
Pria dengan hangatnya menjawab: "Dan aku adalah pria yang akan memelukmu dengan kasih"

Sang Wanita: "U R not my FIRST kiss"
Pria dengan senyumannya: " And U R my First Kiss "

Sang Wanita: "Beberapa cowo pernah menjamah tubuhku"
Pria dengan sabarnya mengatakan: "Yang inginku jamah adalah hatimu, rasamu"

Sang Wanita: "Pernah ada cowo yang melihatku naked"
Pria itu menatapnya: "Dan aku melihatmu begitu polos, suci bersih tak bernoda"

Sang Wanita: "Aku pernah petting dengan mantanku"
Pria itu memeluknya dengan sabar: "Dan aku tahu, kau tak kan seperti itu lagi"

Sang Wanita menangis, terenyuh, dan berkata:
"Aku gakkan pernah pantas untukmu!! aku udah ga perawan!!"
Pria itu, menatapnya dalam, memeluknya, tersenyum dan berkata:
"Aku bukan mencintai keperawananmu, yang aku cintai adalah dirimu, sepenuhnya,..."

copied

Monday, March 4, 2013

Tukang kayu

Seorang tukang bangunan yang sudah tua berniat untuk pensiun dari profesi yang sudah ia geluti selama puluhan tahun. Ia ingin menikmati masa tua bersama istri dan anak cucunya. Ia tahu ia akan kehilangan penghasilan rutinnya namun bagaimanapun tubuh tuanya butuh istirahat. Ia pun menyampaikan rencana tersebut kepada mandornya.

Sang Mandor merasa sedih, sebab ia akan kehilangan salah satu tukang kayu terbaiknya, ahli bangunan yang handal yang ia miliki dalam timnya. Namun ia juga tidak bisa memaksa. Sebagai permintaan terakhir sebelum tukang kayu tua ini berhenti, sang mandor memintanya untuk sekali lagi membangun sebuah rumah untuk terakhir kalinya.

Dengan berat hati si tukang kayu menyanggupi namun ia berkata karena ia sudah berniat untuk pensiun maka ia akan mengerjakannya tidak dengan segenap hati. Sang mandor hanya tersenyum dan berkata, "Kerjakanlah dengan yang terbaik yang kamu bisa. Kamu bebas membangun dengan semua bahan terbaik yang ada."

Tukang kayu lalu memulai pekerjaan terakhirnya. Ia begitu malas-malasan. Ia asal-asalan membuat rangka bangunan, ia malas mencari, maka ia gunakan bahan-bahan berkualitas rendah. Sayang sekali, ia memilih cara yang buruk untuk mengakhiri karirnya.

Saat rumah itu selesai. Sang mandor datang untuk memeriksa. Saat sang mandor memegang daun pintu depan, ia berbalik dan berkata, "Ini adalah rumahmu, hadiah dariku untukmu!" Betapa terkejutnya si tukang kayu. Ia sangat menyesal. Kalau saja sejak
awal ia tahu bahwa ia sedang membangun rumahnya, ia akan mengerjakannya dengan
sungguh-sungguh. Sekarang akibatnya, ia harus tinggal di rumah yang ia bangun dengan asal-asalan. Inilah refleksi hidup kita!

Pikirkanlah kisah si tukang kayu ini. Anggaplah rumah itu sama dengan kehidupan Kamu. Setiap kali Kamu memalu paku, memasang rangka, memasang keramik, lakukanlah apa yang Kamu kerjakan untuk kehidupanmu dengan segenap hati dan bijaksana.


Sebab kehidupanmu saat ini adalah akibat dari pilihanmu di masa lalu.
Masa depanmu adalalah hasil dari keputusanmu saat ini.

Friday, March 1, 2013

Tentang tulisan mu

"...Semua tentang tulisanmu, apakah itu keluar dari dalam hatimu atau tidak, aku bisa merasakanya dengan hatiku..."


Ceritamu, tulisanmu, hanya itu yang bisa aku ketahui saat  ini tentangmu...
Mungkin kamu marah, benci atau mungkin ada orang-orang dibelakangmu yang menghalangi kita menjadi Satu...
Seperti saat perjalanan pulang waktu itu...
Waktu terakhir kita bersama...

mungkin kamu mengira aku sedang bermain, sedang memainkan perasaanmu, sedang berpura-pura, sedang berbohong...
maaf...
inilah kenyataan...
inilah isi perasaanku...
dan inilah akibat semua yang terjadi diwaktu yang lalu...

Jika memang kamu ingin aku pergi dan tidak mengganggumu lagi...
akan aku coba untuk melakukanya...
Jika memang kamu ingin aku kembali...
entah apa aku bisa kembali jika aku sudah pergi...

kesalahanku waktu itu adalah membiarkanmu...
hanya menatap matamu...
kamu tidak tau apa yang sedang aku hadapi saat itu...
apa yang aku korbankan saat itu...

yang kamu inginkan hanya bersenang-senang tanpa melihat apa yang sedang terjadi disekelilingmu...



dan tentang tulisan terakhirmu sudah memberiku harapan...
entah harapan itu  benar atau palsu....
Hanya tuhan dan dirimu yang tahu....